JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyadari betul bahwa keamanan dan ketertiban negara sangat berpengaruh terhadap investasi dan keberlangsungan ekonomi.
Dalam sambutannya di acara tradisi pengantar purnatugas untuknya yang diselenggarakan Polri, Kalla bercerita tentang hal tersebut.
Termasuk bagaimana dia melobi Menteri Keuangan untuk membeli ribuan mobil, mengganti mobil-mobil polisi yang tua.
Cerita Kalla dimulai ketika sekitar tahun 2002-2003, dirinya yang menjabat Menko Kesra bertemu Panglima TNI dan Kapolri saat itu: Jenderal TNI Endriartono Sutarto dan Jenderal Polisi Da'i Bachtiar.
Baca juga: Pamitan, Wapres Kalla Ucapkan Selamat untuk Menteri yang Berlanjut
Dia menyampaikan keheranannya, bagaimana bisa TNI dan Polri melaksanakan tugas dengan peralatan seadanya, termasuk mobil dinas yang tua dan mogok.
Menurut Kalla, pihak yang bertanggung jawab dengan kondisi tersebut tidak bisa menangani persoalan itu.
Ia pun lantas mengambil alih dan mengklaim berhasil menyelesaikannya hanya dalam waktu 2-3 hari. Kalla menemui Menteri Keuangan saat itu, Boediono.
Baca juga: Perpisahan di Polri, Kalla Sebut Pentingnya Ketegasan dan Strategi Keamanan
"Saya berbicara dengan Menteri Keuangan, 'Pak Menteri, mau tidak pajak naik 30 persen?' Waktu itu kira-kira Rp 50-60 trilliun. 'Mau naik pajak? Tentu mau. Tapi ada syaratnya, kasih saya uang 2,5 triliun," ujar Kalla menirukan dialognya dengan Boediono.
"Dia tanya, 'mau diapain?' saya bilang, 'ngaku dulu mau kasih Rp 2,5 triliun'. Dia bilang, ya oke, (tapi) dia tawar Rp 2 triliun.' Saya bilang, 'nggak, 2,5.' Lalu oke, kita bisa kasih tahu, dan baru saya buka (beritahu)!" kata dia.
Menurut Kalla, bagaimana negeri ini akan aman jika mobil Polri saat itu hanya berupa kijang tua, sedangkan perampoknya menggunakan mobil yang lebih baru.
Baca juga: Kapolri: Keberanian Pak Kalla Melebihi Jenderal TNI dan Polisi
Jika aparat keamanan tidak bisa mengatasi kejahatan, maka hal tersebut akan sulit mendatangkan investasi. Sedangkan jika aman, maka investasi pasti datang dan kenaikan pajak pun bisa dilakukan.
"Akhirnya menteri setuju, saya belikan mobil. Saya tanya agen mobil, 'eh kalian mau naik penjualan mobil nggak?' Dia bilang, 'iya mau Pak!' Lalu saya bilang, 'saya mau beli mobil kalian kurang lebih 5.000, tapi harganya harus harga pokok, kasih diskon 10 persen dari harga pokok. Jualanmu pasti naik, karena negara aman.' Dia setuju, jadilah itu beli mobil 5.000, 2500 untuk TNI dan 2500 Polri dalam waktu hanya 1 minggu," cerita Kalla.
Oleh karena itu, kata dia, selalu ada hubungan antara ekonomi dengan ketertiban dan keamanan.
Baca juga: Kapolri Sebut Jusuf Kalla Sebagai Living Legend
Sebab tanpa itu, negara manapun tidak akan bisa melakukannya.
"Akan lebih aman kita semuanya, mobil bagus semua senang padahal itu hanya gertakan Menteri Keuangan yang hanya 5 menit selesai persoalan," kata dia.
Masa jabatan Jusuf Kalla diketahui akan segera berakhir seiring dengan dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019.
Sebagai tanda perpisahan dan terima kasih, Polri melepas Jusuf Kalla dengan acara purnatugas yang menghadirkan beberapa prosesi dari jajaran kepolisian.
"mobil" - Google Berita
October 18, 2019 at 03:51PM
https://ift.tt/2BjnAkx
Cerita Jusuf Kalla Lobi Menteri Keuangan demi Beli Mobil Polisi dan TNI Halaman all - Kompas.com - Nasional Kompas.com
"mobil" - Google Berita
https://ift.tt/2ntcvK9
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Jusuf Kalla Lobi Menteri Keuangan demi Beli Mobil Polisi dan TNI Halaman all - Kompas.com - Nasional Kompas.com"
Post a Comment